This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Makalah Pendidikan Agama Islam


 "Alquran dan Kesehatan Jiwa"
1          Pengertian Kesehatan Jiwa
Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”. Jika kesehatan jasmani adalah keserasian yang sempurna antara bermacam-macam fungsi jasmani disertai dengan kemampuan untuk menghadapi kesukaran-kesukaran yang biasa, yang terdapat dalam lingkungan, disamping secara positif merasa gesit, kuat dan semangat. Maka berikut adalah beberapa pengertian kesehatan jiwa:
1.        Menurut UU Kesehatan jiwa No.3 tahun 1996, kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain.
2.        Menurut Hasan Langgulung, kesehatan mental atau jiwa dapat katakan sebagai “akhlak yang mulia”. Oleh sebab itu, kesehatan mental didefinisikan sebagai “keadaan jiwa yang menyebabkan merasa rela (ikhlas) dan tentram ketika ia melakukan akhlak yang mulia.
3.        Dalam buku Yahya Jaya dijelaskan bahwa kesehatan mental menurut islam yaitu, identik dengan ibadah atau pengembangan potensi diri yang dimiliki manusia dalam rangka pengabdian kepada Allah dan agama-Nya untuk mendapatkan Al-nafs Al-muthmainnah (jiwa yang tenang dan bahagia) dengan kesempurnaan iman dalam hidupnya.
4.        Meburut Al-Ghazali kesehatan  jiwa itu dengan tazkiyat al nafs yang artinya identik dengan iman dan takwa yang memiliki relevansi yang sangat erat sekali dengan soal kejiwaan.
5.        Menurut Keliat,dkk. (2005), kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang. Dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya,mampu menghadapi stres kehidupan dengan wajar, mampu bekerja dengan produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman bersama dengan orang lain.  


2         Sehat menurut Alquran
Allah dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad s.a.w.) melalui ayat-ayat al-Quran dan sunnah Rasulullah s.a.w. memberi perhatian yang serius terhadap kesehatan manusia. Nabi Muhammad s.a.w. bahkan menganggap kesehatan sebagai nikmat Allah yang terbesar yang harus diterima dengan rasa syukur. Firman Allah dalam QS Ibrâhîm, 14: 7.
وَإِذْتَأَذَّنَرَبُّكُمْلَئِنشَكَرْتُمْلأَزِيدَنَّكُمْوَلَئِنكَفَرْتُمْإِنَّعَذَابِيلَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Bentuk syukur terhadap nikmat Allah melalui kesehatan ini adalah senantiasa menjaga kesehatan sesuai dengan sunnatullah.
Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Manusia akan melakuan apapun untuk mendapatkan kesehatan secara fisik maupun jiwa. Kesehatan fisik dapat dilakukan dengan rutin menjaga kebersihan badan, menjaga pola makan, mengatur waktu tidur, dll. Sedangkan kesehatan jiwa didapat hanya dengan yang berhubungan dengan Tuhan, seperti beribadah.
Beribadah dalam hal membaca Alquran dapat menjaga kesehatan jiwa. Dalam Alquran terdapat kekuatan spiritual yang luar biasa dan mempunyai pengaruh mendalam atas diri manusia. Ia membangkitkan pikiran, menggelorakan perasaan, dan menajamkan wawasan.  Dan manusia yang berada di bawah pengaruh Al-Qur’an ini seakan menjadi manusia baru yang diciptakan kembali.
Gambaran yang benar tentang pola hidup sehat menurut konsep Islam adalah pola hidup yang dicontohkan Rosul. Beliau mampu merelakan kehidupan dunia untuk mendapatkan kehidupan akhirat. Beliau faham betul bahwa tempat tinggal kita yang sebenarnya adalah di akhirat, karena itu beliau rela membayar kehidupan akhirat dengan kehidupan dunia. Untuk itu beliau ikhlas mengikuti petunjuk hidup bertaqwa apapun beban kesulitannya. (QS. Al Baqarah:197).
Yang tak kalah penting dari ikhtiar lahir, Rasulullah sangat mantap dalam ibadah ritualnya, khususnya dalam shalat. Beliau pun memiliki keterampilan paripurna dalam mengelola emosi, pikiran dan hati. Penelitian-penelitian terkini dalam bidang kesehatan membuktikan bahwa kemampuan dalam memenej hati, pikiran dan perasaan, serta ketersambungan yang intens dengan Dzat Yang Mahatinggi akan menentukan kualitas kesehatan seseorang, jasmani maupun ruhani.
Imam Bukhori meriwayatkan bahwa Umar Ibnul Khatab r a. berkata : “Rasulullah tetap tersenyum padahal beliau berbaring di atas tikar yang tidak dialasi apa-apa. Alas kepala beliau sebuah bantal yang terbuat dari kulit yang diisi lifa (sabut), di kedua kaki beliau kayu karet. Aku melihat bekas tikar tercetak di lengan beliau dan akupun menangis. Lalu beliau bertanya : “Apa yang membuat engkau menangis?” Umar menjawab :”Wahai Rasulullah, sesungguhnya kisra dan kaisar hidup dengan penuh dengan kemewahan, sedang Engkau adalah seorang utusan Allah. Selanjutnya Nabi bersabda :”Apakah kamu tidak suka? Biarlah mereka menikmati (kehidupan dunia) dan untuk kita kehidupan akhirat. 
Sesungguhnya Rasulullah adalah orang yang paling zuhud dengan kehidupan dunia. Beliau rela dunia yang fana ini untuk orang lain dan akhiratlah yang beliau harapkan. Beliau menyuruh orang yang beriman mementingkan kehidupan akhirat dengan tidak melupakan kebutuhannya dalam kehidupan dunia. Umar menangis melihat kesederhanaan Nabi, padahal beliaulah yang meniru Nabi hidup sederhana : Ketika ditemui utusan dari kerajaan besar Romawi, beliau sebagai amirul mukminin didapatkan sedang tidur di bawah pohon kurma, tanpa pengawal. Pada lain kesempatan beliau bergantian naik kuda dengan pembantunya ketika bersedia memenuhi undangan untuk menerima penyerahan kekuasaan dari negara yang dikalahkan tentaranya.
Petunjuk atau tuntunan Alquran itulah yang dianut Rasul sehingga pola hidup Rasul akhlak beliau adalah Alquran kata Siti Aisyah, isteri beliau. Lain contoh Rasul lain pula yang dikerjakan umatnya. Rasul cinta akhirat dan merindukan mati dalam hidup bertaqwa, khusnul khotimah. Sedang saat ini umat beliau banyak yang hubbud dunya wa karohiyatul maut (cinta dunia dan lupa kematian). QS Al Baqarah : 10 maknanya : dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Mendustakan atau menolak tuntunan yang haq dan menghalalkan semua cara untuk menjadi kaya, untuk mendapatkan kesenangan dunia.


3         Hubungan Kesehatan Jiwa dengan Alquran
Alquran  adalah kitab suci yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi manusia. Walaupun kitab ini menggunakan bahasa Arab, dan pada awal perkembangan Islam diturunkan pada masyarakat Arab. Tidak berarti wahyu Allah itu hanya untuk kalangan tertentu, bangsa Arab. Namun, ia bersifat universal risalahnya, yaitu untuk semua manusia, apapun ras, bangsa dan bahasanya.
Alquran adalah obat bagi apa yang terdapat dalam dada. Penyebutan kata dada yang diartikan dengan hati, menunjukkan bahwa wahyu-wahyu Ilahi itu berfungsi menyembuhkan penyakit-penyakit ruhani seperti ragu, dengki, takabur dan semacamnya. “Dan (sedangkan) Kami menurunkan Al-Qur’an sebagai obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan ia tidaklah menambah kepada orang-orang yang dhalim selain kerugian. ”(QS Al-Isra: 82).
Alquran sendiri menegaskan bahwa ia tidak diturunkan hanya untuk masyarakat Arab,  tetapi juga untuk seluruh umat manusia. (QS 2: 185) Oleh karena itu Rasulullah SAW berpesan kepada mereka yang mempercayai Alquran sebagai wahyu Allah untuk mempelajari dan mengajarkannya. “Sebaik-baik di antaramu yaitu yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR Bukhari).
Alquran diturunkan pada saat masyarakat mengalami kemerosotan akhlak. Dalam keadaan demikian kitab ini menjadi petunjuk dan sebagai obat penawar kegersangan ruhani. Masyarakat Jahiliyah seperti pasien yang sakit yang butuh pertolongan dokter, namun yang sakit bukan jasmaninya melainkan ruhaninya atau jiwanya. Allah berfirman dalam kitab-Nya:
Hai seluruh manusia, sesungguhnya telah datang kepada kamu pengajaran dari Tuhan kamu dan obat bagi apa yang terdapat dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang mukmin ”. (QS Yunus: 57)
“Tidak ragu lagi bahwa dalam Alquran terdapat kekuatan spiritual yang luar biasa dan mempunyai pengaruh mendalam atas diri manusia. Ia membangkitkan pikiran, menggelorakan perasaan, dan menajamkan wawasan.  Dan manusia yang berada di bawah pengaruh Alquran ini seakan menjadi manusia baru yang diciptakan kembali.” Demikian dikatakan oleh Dr. M ‘Utsman Najati dalam bukunya Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa. Kita dapat membandingkan dalam sejarah umat manusia, bagaimana masyarkata Arab sebelum dan sesudah datangnya Islam. Sebelum datangnya Islam mereka hidup dalam kegelapan, namun setelah Islam, kehidupan mereka berubah sama sekali. Dari masyarakat nomad dan bersuku-suku mereka mampu membangun peradaban Islam yang maju.
Alquran adalah obat penawar dan rahmat bagi kaum beriman. Karena itu, jiwa-jiwa kaum beriman tidak mengalami gangguan jiwa. Terjadinya gangguan jiwa karena kehidupan manusia, terutama manusia modern saat ini, tidak seimbang. Padahal hidup manusia harus seimbang antara kehidupan duniawi (materi) dan kebutuhan akan ketenangan jiwa (ruhani). Dengan keseimbangan itu, maka jiwa manusia akan sehat. Jadi, kita sebagai muslim harus mau mempelajarinya dengan membaca, memahami dan mengamalkannya serta merenungkan apa yang terdapat di dalamnya. Alquran dan Hadits Nabi sebagai penjelas, harus kita baca, pahami, renungkan dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

4         Manfaat Alquran bagi Kesehatan Jiwa
Manfaat Alquran bagi kesehatan jiwa, antara lain:
a.         Alquran sebagai pengobatan karena Alquran itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan Rahmat bagi orang-orang yang mukmin.
“Dan kami menurunkan Al Qur’an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang yang mu’min.” (QS. Al Isra/17: 82)
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS. Ar Ra’d/13: 28)
b.        Alquran sebagai Asysyifâ yang artinya secara terminologi adalah obat penyembuh.
“Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus/10: 57)
c.         Alquran mengisyaratkan tentang pengobatan juga menceritakan tentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sebagai sumber dari pembuat obat- obatan.
“Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, korma, anggur dan buah-buahan lain selengkapnya, sesungguhnya pada hal-hal yang demikian terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan”. (QS. An-Nahl 16:11)
“Dan makanlah oleh kamu bermacam-macam sari buah-buahan, serta tempuhlah jalan-jalan yang telah digariskan tuhanmu dengan lancar. Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam jenisnya dijadikan sebagai obat untuk manusia. Di alamnya terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan”. (QS. An-Nahl 16: 69).
d.        Membaca Alquran akan merasakan ketenangan jiwa.
 “Siapa saja yang disibukkan oleh Alqur’an dalam rangka berdzikir kepada-Ku, dan memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan berikan sesuatu yang lebih utama daripada apa yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaannya Kalam Allah daripada seluruh kalam selain-Nya, seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya.” (HR. At Turmudzi)
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah (masjid) Allah, mereka membaca Alqur’an dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketentraman, mereka diliputi dengan rahmat, malaikat menaungi mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka pada makhluk yang ada di sisi-Nya”. (HR. Muslim)

Penelitian Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar, seperti:
  1. Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit. 
  2.  Bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit. 
  3. Alquran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya (juga dilakukan oleh Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara).
  4. Alquran memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. bayi yang berusia 48 jam yang diperdengarkan ayat-ayat Alquran dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.
  5. Alquran memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Alquran memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).

5. Langkah-langkah agar kita semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, antara lain: 
  1. Membaca Alquran dengan merenungi dan memahami maknanya. Hal ini bisa dilakukan sebagaimana seseorang memahami sebuah buku yaitu dia menghafal dan harus mendapat penjelasan terhadap isi buku tersebut. 
  2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan ibadah yang sunnah, setelah mengerjakan ibadah yang wajib. 
  3. Terus menerus mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik dengan hati dan lisan atau dengan amalan dan keadaan dirinya. 
  4. Lebih mendahulukan kecintaan pada Allah daripada kecintaan pada dirinya sendiri ketika dia dikuasai hawa nafsunya. 
  5. Merenungi, memperhatikan dan mengenal kebesaran nama dan sifat Allah. Begitu pula hatinya selalu berusaha memikirkan nama dan sifat Allah tersebut berulang kali. Barangsiapa mengenal Allah dengan benar melalui nama, sifat dan perbuatan-Nya, maka dia pasti mencintai Allah.
  6. Memperhatikan kebaikan, nikmat dan karunia Allah yang telah Dia berikan kepada kita, baik nikmat lahir maupun batin. Inilah faktor yang mendorong untuk mencintai-Nya 
  7. Menghadirkan hati secara keseluruhan tatkala melakukan ketaatan kepada Allah dengan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya. 
  8. Menyendiri dengan Allah di saat Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir untuk beribadah dan bermunajat kepada-Nya serta membaca kalam-Nya (Al Qur’an). Kemudian mengakhirinya dengan istighfar dan taubat kepada-Nya.
  9. Duduk bersama orang-orang yang mencintai Allah dan bersama para shidiqin. Kemudian memetik perkataan mereka yang seperti buah yang begitu nikmat.
  10. Supaya menjauhi dari segala sebab yang dapat mengahalangi antara diri kita dengan Allah Ta’ala.





                                                                                                         






DAFTAR PUSTAKA







                                                                                                    






0 komentar:

Posting Komentar