Manusia, bukan Monyet
Kelas kami, dua belas
IPS 4, sedang melakukan wisata di Jembangan Wisata Alam (JWA). Memang bukan
acara resmi dar sekolah, jadi hanya beberapa orang saja yang ikut.
Sebagian teman dekat
saya ikut. Saya, Febri, Windy, dan Azizah selalu pergi berempat di sana.
Kami
membawa bekal banyak mengingat Azizah adalah orang yang gemar makan.
Kami duduk-duduk di
tepian waduk sambil makan snack yang
kami bawa. Sebenarnya bukan kami yang makan, lebih tepatnya hanya Azizah yang
makan. Sementara yang lain sibuk mengambil gambar pemandangan di sana. Ketika
waktu menunjukkan pukul 12.30, kami berniat untuk melakukan sholat dhuhur.
Sementara saya, Febri,
dan Windy tidak kerepotan membawa apapun, Azizah justru membawa banyak bungkus
makanan. Dan dengan percaya diri, dia membuang sampah di tepian jalan. “Itu
bukan tempat sampah Zah,” kataku. Namun dia tetap nekad membuang sampah
sembarangan.
Setibanya di dekat
mushola, kami melihat ada plang bertuliskan “Membuang sampah sembarangan
berarti monyet”. Sontak kami semua tertawa membaca tulisan tersebut.
Azizah yang tak mau
disangka sebagai monyet akhirnya mengambil sampah yang dibuangnya di tepi jalan
dan membuangnya ke tempat sampah.
Stuktur
Teks
|
Manusia,
bukan Monyet
|
Abstrak
|
Kelas kami, dua belas
IPS 4, sedang melakukan wisata di Jembangan Wisata Alam (JWA). Memang bukan
acara resmi dar sekolah, jadi hanya beberapa orang saja yang ikut.
|
Orientasi
|
Sebagian teman dekat
saya ikut. Saya, Febri, Windy, dan Azizah selalu pergi berempat di sana. Kami
membawa bekal banyak mengingat Azizah adalah orang yang gemar makan.
|
Krisis
|
Kami duduk-duduk di
tepian waduk sambil makan snack
yang kami bawa. Sebenarnya bukan kami yang makan, lebih tepatnya hanya Azizah
yang makan. Sementara yang lain sibuk mengambil gambar pemandangan di sana.
Ketika waktu menunjukkan pukul 12.30, kami berniat untuk melakukan sholat
dhuhur.
Sementara saya,
Febri, dan Windy tidak kerepotan membawa apapun, Azizah justru membawa banyak
bungkus makanan. Dan dengan percaya diri, dia membuang sampah di tepian
jalan. “Itu bukan tempat sampah Zah,” kataku. Namun dia tetap nekad membuang
sampah sembarangan.
|
Reaksi
|
Setibanya di dekat
mushola, kami melihat ada plang bertuliskan “Membuang sampah sembarangan
berarti monyet”. Sontak kami semua tertawa membaca tulisan tersebut.
|
Koda
|
Azizah yang tak mau
disangka sebagai monyet akhirnya mengambil sampah yang dibuangnya di tepi
jalan dan membuangnya ke tempat sampah.
|
0 komentar:
Posting Komentar